Siapa yang tak kenal dengan Merry Riana? Perempuan yang sukses menjalani karirnya setelah banyak kegagalan yang telah dia dapatkan dan menjadi inspirasi bagi kaum wanita. Bagi sebagian pecinta karya sastra pasti tak asing lagi dengan buku inspiratif Best Seller yang berjudul “Mimpi Sejuta Dolar” yang di tulis oleh Merry Riana, Buku yang menceritakan tentang dirinya sendiri dan perjuangannya untuk menjadi orang yang sukses.
Kisahnya yang di tuangkan dalam novel mendapatkan respon positif oleh masyarakat dan membuat MD Pictures membuatkan flim berjudul “Merry Riana”. Film yang di produksi oleh Dammo Punjabi dan Manoj Punjabi mampu menginspirasi para remaja, selain itu film yang dikemas dengan kisah percintaan remaja pada umumnya ini mampu menarik minat para remaja untuk menyaksikan film garapan Hestu Saputra.
Film berdurasi 1 jam 47 detik ini mampu membius sebagian besar penontonnya ini diawali dengan adegan Merry Riana (Chelsea Islan) yang tengah menatap Singapura Fire dengan tatapan menerawang seorang diri dan diiringi dengan suara hati dari Merry. Setelah itu baru muncul judul dari film tersebut. Film dibuat dengan urutan kronologi beralur maju. Hanya sedikit bagian awal film yang menunjukkan flashback tentang ingatannya sebelum berdiri di Singapura Fire dan kemudian alurnya terus maju hingga akhir film.
Ceritanya mungkin berbeda dengan buku yang berjudul “Mimpi Sejuta Dolar”, tetapi inti garis merahnya film tersebut sama. Di flim ini lebih di tarik tentang kehidupan cinta dari Merry Riana (Chelsea Islan) Irene (Kimberly Rider ), Dan Alfa (Dion Wiyoko). Namun, perjuangan hidup yang di alami oleh Merry Riana menjadi sajian menarik.
Film di awali dengan kerusuhan yang terjadi di Jakarta yang membuat Merry Riana harus tinggal di negeri orang tepatnya Singapura, seorang diri tanpa keluarga bahkan saat alamat yang di berikan oleh ayahnya (Ferry Salim) sudah lama tidak ditempati. Beruntung ia dapat menemukan Irene (Kimberly Rider) teman SMAnya yang memberikan tumpangan tempat tinggal di asrama khusus untuk mahasiswa disana meskipun harus kucingkucingan dengan petugas namun pada akhirnya ketahuan hingga membuatnya terjebak untuk mengikuti ujian agar bisa menjadi mahasiswa dan dapat tinggal di asrama tersebut.
Adegan terus berlanjut dengan pertemuan pertama Merry (Chelsea Islan) dengan Alfa (Dion Wiyoko) karna Merry meminjam uang untuk dapat membayar uang pendaftaran setelah ia dinyatakan diterima di Universitas tersebut. Namun, bukan langsung membantu Alfa (Dion Wiyoko) meminta jaminan berupa pekerjaan yang akan dilakukan oleh Merry untuk menyicil hutangnya. Dengan sisa waktu batas terakhir pembayaran uang pendaftaran Merry mencoba mencari pekerjaan yang cukup sulit karna tidak adanya sertifikat tenaga kerjanya namun, dia tetap berusaha dan akhirnya dia mendapatkannya meskipun dengan sedikit nekat.
Bukan flim bila jalan ceritanya mulus, setelah mendapatkan pekerjaan dan sejumlah uang dia terlambat untuk sampai di kampusnya. Namun, sebuah kejutan Manis menunggunya. Kuitansi dansurat pernyataan bahwa dia telah menjadi Mahasiswa Universitas tersebut tibatiba ada di depan mukanya, saya yakin para penonton pasti bisa menebak siapa yang memberikannya. Ya, dia Alfa (Dion Wiyoko).
Perjuangan hidup Merry masih harus menapaki berbagai rintangan mulai dari dipecatnya dia karna adanya razia, Penipuan investasi yang mengorbankan laptopnya untuk modal yang dia gunakan, Renggangnya persahabatannya dengan Sampai bangkrutnya tempat dia investasi saat dia telah mendapatkan banyak keuntungannya dan menggadaikan keuntungannya untuk investasi yang ternyata beberapa hari kemudian saham dari perusahaan tersebut anjlok. Namun, di setiap ke gagalan yang dia hadapi, Alfa selalu ada buatnya bahkan setelah dia di kecewakan oleh Merry.
Cerita tak berhenti di situ, Alfa mulai menjauh dari Merry dan sedikit banyak kegagalan yang di alami membuatnya putus asa terlebih dia kehilangan sahabatnya, dibalik kesulitan pasti ada kemudahan mungkin pepatah itu tepat untuk menggambarkan keadaan Merry saat adegan tersebut karna dalam keadaan seperti itu seolah dia mendapatkan suntikan kekuatan saat dia bertemu dengan mamanya (Cyntia Lamusu) dan sedikit mendapatkan motivasi terlebih saat beliau berkata “Mama pernah melihat kegagalan yang lebih besar dari pada ini, tetapi semuanya jadi lebih mudah saat kita punya harapan. Hidup ini tidak hanya cukup untuk berhemat dan berhitung tapi harus di selesaikan”
Setelah bertemu dengan Mamanya Merry mulai memupuk semangatnya untuk tidak menyerah. Dengan modal uang yang diberikan Mamanya, Merry mulai berjuang kembali mendapatkan uang untuk hidupnya. Akhirnya dia bergabung dengan salah satu agen asuransi. Namun, disana sutradara member kejut kepada para penonton dengan hadirnya Merry Riana yang asli dan berperan menjadi atasan yang berperan sebagai Merry Riana Tak mudah mendapatkan investor terleih dia tidak memiliki sertifikat tenaga ahli. Dalam flim ini di perlihatkan bagaimana usaha Merry untuk mendapatkan Investor serta target-target yang ingin dia capai.
Usahanya akhirnya mendapatkan hasil saat ia akan pulang dia bertemu dengan Miss Noor (Karim Niniek) yang tengah kesusahan dengan belanjaan yang berserakan di tanah karna plastic yang digunakan berlubang karna tak kuat menahan beban. Dan pertemuaannya dengan Miss Noorma untuk kedua kalinya ini memberikan takdir yang indah untuknya. Yah, pada adegan awal dia bertemu dengan Miss Noorma yang memberikan password WiFinya saat Merry akan mencari orang yang ia kenalnya. Dan pada hari yang sama dia berbaikan dengan Iren dan memperbaiki persahabatan mereka. Disini terlihat satu persatu konfilk yang di timbulkan mualai terselesaikan satu persatu.
Berkat Sifat, Tekat, dan dedikasihnya dia mendapatkan kepercayaan dari Miss Noorma untuk menginvestasikan uangnya pada perusahaan asuransi tempat Merry bekerja melalui Merry bahkan nominalnya tak tanggungtanggung seratus ribu dolar dia menginvestasikannya. Setelah problame persahabatan, dan finansialnya terselesaikan, adegan selanjutnya adalah adegan saat takdir menyatukan Merry dan Alfa melalui cincin yang akan di berikannya kepada Merry namun gagal karna sebuah alasan dan akhirnya di berikan kepada musisi jalanan. Namun, takdir berkata lain cincin itu akhirnya jatuh ke pemilik aslinya yang tak lain adalah Merry.
Mungkin since ini adalah since yang membuat sebagian besar penonton berteriak iri, sesaat Merry mendapatkan cincin itu ia langsung berlari mencari keberadaan Alfa seolah tak ada waktu lagi untuk menunggu. Bukan flim namanya kalau tidak ada halangan yang membuat para penonton ikut gereget. Mereka tidak langsung bertatap muka melainkan sedikit bumbu dramatisir diberikan oleh sutradara. Namun pada akhirnya mereka bisa bertatap muka dan mengungkapkan rasa. Yap, film ini berakhir bahagia dengan kelulusan Merry dan berkumpulnya orangorang yang berharga baginya dan ditutup bebrapa foto asli Merry Riana saat dia di wisuda dengan beberapa kata-kata bijak.
Film ini sangat pantas dipuji karena garapannya yang dikemas secara rapi dan menarik, dari mulai penampilan adegan pertama sampai akhir. Penampian Chelsea Islan dalam memainkan peran sebagai Merry Riana sangat menakjubkan yang bisa mengambil hati penonton. Dion Wiyoko yang berperan sebagai Alva seperti biasanya juga memberikan penampilannya yang sangat memukau terutama para remaja. Irene sebagai teman Merry yang baik dan sedikit manja berhasil diperankan oleh Kimberly Rider, akting mereka patut untuk dipuji karena penjiwaannya yang membawa penonton ikut merasakan film tersebut.
Film ini bisa dikatakan berhasil dilihat dari penggambaran detail perjalanan sukses Merry. Selain akting yang bagus, penggunaan bahasa selain bahasa Indonesia yaitu seperti bahasa Inggris dan Melayu bisa diucapkan secara fasih oleh para pemain. Selain itu juga ada sedikit unsur komedi dalam film ini, yaitu seorang pria Singapore yang menjadi bos Alva di Singapore Flayer yang dapat membuat sedkit menghibur penonton dengan aktingnya yang sedikit menghibur
Film Mimpi Sejuta Dollar ini terinspirasi dari kisah nyata diwaktu lampau. Setting tentunya harus disesuaikan dengan masanya. Namun tempat yang digunakan dalam film ini tidak sesuai dengan masanya, seperti Marina Bay Sands dan Singapore Flayer yang belum ada pada tahun 1998. Selain itu, properti yang digunakan dalam film ini juga tidak sesuai, seperti handphoe iPhone dan pakaian yang digunakan para pemain dalam film ini.
Film ini seharusnya bisa menyesuaikan dengan masanya, seperti menggunakan proterti yang sekiranya banyak digunakan pada tahun tersebut. Masih banyak tempat yang indah lainnya di Singapore yang ada pada tahun 1998.Dalam film ini banyak disodorkan gambar dan tempat-tempat yang bagus sepanjan film, rasanya hanya akan siasia jika tidak mampu menjembtani chemistry antara penonton dengan film.
Keterangan:
· Tulisan berwarnah Biru adalah orientasi, berwarna hitam adalah interpretasi, berwarna merah adalah evaluasi, dan yang berwarna hijau adalah kesimpulan
· Penggunaan partisipan menggunakan garis bawah
· Penggunaan kata Sifat menggunakan Italic dan garis bawah
· Penggunaan kalimat majemuk menggunakan bold dan Italic
· Penggunaan kata sambung menggunakan bold dan garis bawah
Unsur Intrinsik teks tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tema : Tema yang digunakan pada film yang di ulas di teks ini adalah Kerja Keras. Terlihat dari bagai mana penulis menggambarkan alur cerita yang begitu menggambarkan tentang usaha dari sang tokoh untuk mewujudkan impiannya
2. Latar : Latar yang digunakan pada film yang diulas berada di Jakarta dan beberapa tempat di Singapura. Dapat di lihat dari tulisan penulis yang menyebutkan bebrapa tempat yang ada pada film
3. Alur : Alur yang digunakan pada film adalah maju terlihat dari penjelasan penulis. Tetapi, alur yang di gunakan penulis untuk menceritakan film ini adalah campuran karna ada bebrapa bagian penulis menghubungkan dengan masa lalu
4. Penokohan : Penokohan yang di gunakan penulis cukup jelas dan bukan hanya pemeran utama tetapi ada bebrapa tokoh yang tidak di ekspos oleh penulis dan pemberian karakter pada penulisan tokohnya sendiri tidak begitu diperjelas.
5. Sudut Pandang : Sudut pandang yang di pakai penulis adalah sudut pandang orang ketiga
6. Amanat : amanat yang bisa kita ambil pada film ini adalah kesungguhan, keseriusan, dan sikap tak mudah putus asa untuk mendapatkan apa yang kita inginkan
Unsur Eksterinsik teks tersebut adalah sebagai berikut:
1. Latar Belakan : latar belakang di buatnya teks ini adalah untuk memudahkan penonton agar lebih memahami dan mengetahui tentang film yang diulas
2. Salah satu Nilai yang digunakan
- Nilai Moral yang ada pada teks ini adalah bagaimana penulis mampu untuk menunjukkan nilai moral yang ada pada film tersebut kepada para pembaca. Secara tidak langsung memberikan amanat film tersebut kepada para pembaca
- Nilai Ekonomi yang terdapat dari teks tersebut diperoleh dari alur cerita yang di ceritakan.
- Nilai Kebudayaan dapat terlihat pada bagian Evaluasi yang menunjukkan adanya bebrapa bahasa yang di gunakan dalam film tersebut
Komentar
Posting Komentar